Mengembalikan Taskbar yang Hilang atau Tersembunyi

Minggu, 11 November 2012


Bagi teman-teman yang sedang kebingungan karena taskbar pada computer anda tiba-tiba adja hilang, gak usah galau N risau lagi.
Nih saya bagi tipsnya agar taksbarnya muncul kembali.
Caranya :
1.      Coba arahkan kursor mouse ke bagian bawah, kanan, kiri, dan atas monitor. Barangkali taskbar-nya ter-drag (tergeser) di luar layar.
2.      Cek di klik kanan Start – Properties – Taskbar. Pastikan autohide tdk di-checklist.
3.      Buka task manager (CTRL – SHIFT – ESC), matikan process explorer.exe, window Anda akan menutup sementara, lalu klik New, ketikkan “explorer.exe”. Apakah taskbar-nya sudah muncul lagi ?
Kalo cara di atas belum berhasil, silakan lakukan restore sistem ke tanggal dimana problem ini belum muncul.
Caranya:
1.      Masuk safemode (restart dan tekan F8 untuk masuk safemode )
2.      Masuk system restrore dan tinggal dibackward datenya aja ke waktu sebelum taskbarnya hilang. (disana kan ada tanggal2 yang bisa kamu klik untuk backward date)
Untuk amannya kamu create restore point aja dulu. Tapi kalo system restore kamu sudah diset automatically ya ga masalah…mudah2an ampuh..

Etika, Penipuan dan Pengendalian Internal

Jumat, 09 November 2012


  A.  ISU ETIKA DALAM BISNIS
Berbagai standar etika didapat dari adat sosial  dan keyakinan  pribadi  yang  mengakar mengenai hal-hal yang salah  dan  benar, yang belum tentu sama  bagi  setiap  orang mungkin  saja  dua  orang, yang  keduanya  menganggap  dirinya  beretika,  berada  dalam kubu yang berbeda mengenai suatu masalah.
1)  Apa yang dimaksud dengan etika bisnis.
Etika  (ethics)  berkaitan  dengan  berbagai  standar  yang  digunakan  seorang  dalam membuat  pilihan  dan  dalam  mengarahkan  perilakunya  di  berbagai  situasi  yang melibatkan  konsep  mengenai  benar  dan  salah,  Secara  lebih  spesifik,  etika  bisnis (business ethics) melibatkan penemuan jawaban atas dua pertanyaan berikut ini:
a) Bagaimana para manajer memutuskan mengenai apa yang benar dalam menjalankan bisnis mereka.
b)  Ketika para manajer telah mengetahui apa yang benar bagaimana mereka dapat mencapainya.
Berbagai isu etika dalam bisnis dapat dibagi ke dalam empat area kesetaraan, hak kejujuran, dan penggunaan kekuasaan perusahaan:
2)  Bagaimana Perusahaan Menangani Isu Mengenai etika
Beberapa perusahaan yang sangat berhasil memiliki pelatihan dan kesadaran akan etika sejak lama. Berbagai pendekatannya termasuk komiten yang besar dari pihak  manajemen  puncak  untuk  memperbaiki  standar  etika,  berbagai  kode  etik tertulis  yang  dengan  jelas  menyampaikan  harapan  pihak  manajemen,  program untuk mengimplementasikan petunjuk etika, serta berbagai teknik untuk memonitor ketaatan.
Contohnya,  Boeing  menggunakan  para  manajer  lininya  untuk  melakukan  sesi pelatihan  etika  dan  membuat  nomor  telepon  bebas  pulsa  untuk  memungkinkan para karyawannya melaporkan pelanggaran.
Peran Pihak Manajemen Dalam Mempertahankan Iklim Beretika. 
Para  manajer  perusahaan  harus  menciptakan  dan  mempertahankan  atmosfer beretika  yang  sesuai;  mereka  harus  membatasi  peluang  dan  godaan  untuk melakukan  perilaku  tidak  beretika  dalam  perusahaan.  Tidaklah  cukup  bagi  para manajer untuk hanya tergantung pada kesadaran tiap orang. Orang tersebut harus disadarkan  mengenai  komitmen  perusahaan  terhadap  etika  di  atas  laba  jangka pendek dan efisiensi.
Perkembangan Etika     
Kebanyakan  individu  mengembangkan  kode  etik  berdasarkan  lingkungan keluarganya,  pendidikan  formalnya,  dan  pengalaman  pribadinya.  Teori  tahapan perilaku  menyatakan  bahwa  kita  semua  melalui  beberapa  tahap  evolusi  moral sebelum  sampai  pada  tingkat  berpikir  secara  beretika.  Berbagai  tahapan  dalam model teori tahapan tersebut disajikan sebagai berikut:
3)  Apa yang Dimaksud dengan Etika Komputer.
Penggunaan  teknologi  dalam  bisnis  memiliki  dampak  besar  terhadap  masyarakat dan meningkat berbagai isu etika yang berhubungan dengan kejahatan komputer, kondisi kerja,  privasi,  dan  masih  banyak  lagi.  Etika  komputer  (computer  ethics) adalah  analisis  mengenai  sifat  dan  dampak  sosial  ternologi  komputer  serta berbagai  formulasi  dan  justifikasi  kebijakan  yang  terkait  untuk  penggunaan teknologi  semacam  itu  secara  beretika  perhatian  mengenai  peranti  lunak  serta peranti  keras  dan  berkaitan  dengan  jaringan  yang  menghubungkan  berbagai komputer dan komputer itu sendiri. 
4)  Masalah baru atau hanya bentuk baru dari masalah lama?
Beberapa akan berargumentasi bahwa berbagai isu yang terkait telah dipelajari di beberapa area ilmu lainnya.
5)  Keamanan (Akurasi dan Kerahasiaan).
Keamanan (security) Komputer adalah usaha untuk menghindari peristiwa yang tidak  diinginkan  seperti  tidak  adanya  kerahasiaan  dan  integritas  data,  sistem keamanana mencoba untuk mencegah penipuan dan penyalahgunaan lain sistem komputer; sistem ini bertindak sebagai pelindung dan juga merupakan kepentingan sah  dari  berbagai  konstituensi  sistem  tersebut.  Berbagai  isu  etika  yang  dapat digunakan bersama, dan yang beroperasi menyebaran informasi yang tidak akurat ke para pengguna yang memiliki otorisasi.
6)  Kepemilkan Properti.
Hukum yang didesain untuk menjaga hak cipta fisik telah diperluas untuk meliputi apa yang disebut hak cipta intelektual, yaitu peranti lunak. 
7)  Kesetaraan Akses.
Beberapa halangan untuk akses adalah bawaan sistem teknologi informasi, tetapi beberapa dapat dihindari melalui desain sistem yang berhati-hati. Beberapa faktor yang  faktor  yang  beberapa  tidak  hanya  untuk  sistem  informasi,  dapat  membatasi akses ke teknologi komputer.status ekonomi seseorang atau pengaruh perusahaan akan menentukan kemampuan untuk mendapatkan teknologi informasi.
8)  Masalah Lingkungan.
Komputer dengan printer berkecepatan tinggi  memungkinkan  dihasilkannya berbagai  dokumen  cetak daripada sebelumnya. Mungkin lebih mudah untuk mencetak saja sebuah dokumen daripada harus mempertimbangkan apakah harus dicetak  dan  seberapa  banyak  salinan  yang  sesungguhnya harus dibuat.Mungkin lebih efisien atau lebih baik memiliki dokumen tercetaknya sebagai tambahan dari versi elektroniknya.
B.  PENIPUAN DAN AKUNTAN
Penipuan  (frand) merujuk  pada  penyajian  yang  salah  atas  suatu fakta yang  dilakukan oleh  suatu  pihak  ke  pihak  lain  dengan  tujuan  membohongi  dan  membuat  pihakl  lain tersebut meyakini fakta tersebut  walaupun merugikannya,  berbasarkan hukum perdata, tindakan penipuan harus memenuhi lima kondisi berikut ini:
1.  Penyajian yang salah, Ada pernyataan yang salah atau tidak diungkapkannya suatu fakta.
2. Fakta yang material fakta merupakan faktor  yang substansial  dalam  mendorong seseorang untuk bertindak.
3. Niat. Ada niat untuk menipu atau mengetahui bahwa pernyataan yang dimiliki seseorang adalah salah.
4. Keyakinan  yang  dapat  dijustifikasi,  kesalahan  dalam  penyajian  tersebut  merupakan factor substansial tempat pihak yang dirugikan bergantung.
5. Kerusakan  atau kerugian,  kecurangan  tersebut  telah  menyebabkan  kerusakan  atau kerugian bagi korban penipuan.
Penipuan dalam lingkungan bisnis telah memiliki arti yang lebih khusus, Penipuan adalah pembohongan disengaja, peryalahgunaan aktiva komputer, atau manipulasi atas data keuangan demi keuntungan pelaku penipuan.

Auditor biasanya berhadapan dengan dua tingkat penipuan: 
a)      Penipuan  oleh  karyawan  (employee  fraud)  atau  penipuan  oleh  karyawan non manajemen  biasanya  didesaian  untuk  secara  langsung  mengonversi  kas  atau aktiva  lainnya  demi  keuntungan  karyawan. Biasanya,  karyawan  mengondisikan sistem  pengendalian  internal  perusahaan  untuk  keuntungan  pribadi.  Jika  sebuah perusahaan  memiliki  sistem  pengendalian  internal  yang  efektif,  pemalsuan  atau penipuan biasanya dapat  dicegah atau dideteksi.
Penipuan oleh karyawan biasanya melibatkan tiga tahap:
(1) mencuri sesuatu yang berharga  (sebuah  aktiva),
(2) mengonversi aktiva tersebut ke dalam bentuk yang dapat digunakan (uang  tunai),
(3) menyembunyikan  kejahatan  tersebut  agar tidak terdeteksi. 
b) Penipuan oleh pihak manajemen (management  fraud) lebih  sulit  dilacak daripada  penipuan  oleh  karyawan  karena  sering  kali  tidak  terdeteksi  hingga kerusakan  atau  kerugian  yang  sangat  besar  diderita  oleh  perusahaan.  Biasanya, penipuan  oleh  pihak  manajemen  tidak  secara  langsung  melibatkan  pencurian aktiva, pihak manajemen puncak  
B.1  Faktor yang membentuk Penipuan.
Berdasarkan sebuah penelitian,  orang melakukan  aktivitas  penipuan  sebagai  akibat dari  interaksi  berbagai  tekanan  dalam  kepribadian  seseorang  dan  lingkungan eksternal.  Berbagai  tekanan  ini  diklasifikasi  dalam  tiga  kategori  umum:
(1)  tekanan keadaan
(2) peluang
(3) karakteristik pribadi (integritas).
B.2  Kerugian keuangan Akibat Penipuan. 
Biaya  sesungguhnya  dari  penipuan  sulit  diukur  karena  sejumlah  alasan:  (1)  tidak semua  penipuan  terdeteksi:  (2)  dari  semua  penipuan  yang  terdeteksi,  tidak  semua dilaporkan  (3)  dalam  banyak  kasus  penipuan,  hanya  dapat  dikumpulkan  informasi yang tidak lengkap (4) informasi tidak disebarkan dengan benar ke pihak manajemen atau  ke  badan  penegak  hukum  dan  (5)  sering  kali,  perusahaan  memutuskan  untuk tidak melakukan tuntutan hukum atau pengadilan terhadap pelaku penipuan.
B.3  Pelaku Penipuan.
  Kerugian Akibat Penipuan Berdasarkan Posisi Dalam Perusahaan.
  Kerugian Akibat Penipuan dan Pengaruh Kolusi.
  Kerugian Akibat Penipuan Berdasarkan Gender.
  Kerugian Akibat Penipuan Berdasarkan Umur.
  Kerugian Akibat Penipuan Berdasarkan Pendidikan.

B.4  Skema Penipuan.
  Laporan Tipuan yaitu dihubungkan dengan penipuan oleh pihak manajemen. .
  Korupsi  yaitu  melibat  eksekutif,manajer,  atau  karyawan  perusahaan  dalam bentuk kolusi dengan pihak luar.
 Penyalahgunaan  Aktiva  yaitu  skema  penipuan  yang  paling  umum  melibatkan beberapa jenis penyalahgunaan aktiva. 
C.  KONSEP DAN PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL.
Pembuatan  dan  pemeliharaan  sistem  pengendalian  internal  adalah  kewajiban  pihak manajemen  yang  penting.  Aspek  mendasarkan  dari  tanggung  jawab  penyediaan informasi  pihak  manajemen  adalah  untuk  memberikan  jaminan  yang  wajar  bagi pemegang  saham  bahwa  perusahaan  dikendalikan  dengan  baik.  Selain  itu,  pihak manajemen  memiliki  tanggung  jawab  untuk  melengkapi  pemegang  saham  serta  calon investor  dengan  informasi  keuangan  yang  andal  secara  tepat  waktu,  sistem pengendalian  internal  yang  memadai  penting  bagi  pihak  manajemen  untuk  melakukan kewajiban ini. 
C.1  Konsep  Pengendalian  Internal  (Internal  control  system)
Terdiri  atas  berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan umumnya:
1.  Menjaga aktiva perusahaan.
2.  Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi.
3.  Mendorong efisiensi dalam operasional.
4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen.
Memodifikasi Asumsi.
Hal yang terdapat berbagai tujuan pengendalian ini adalah  empat  asumsi  dasar tambahan  yang  membimbing  para  desainer  serta  auditor  sistem  pengendalian internal.
  Tanggung  Jawab  Manajemen. Konsep ini meyakini  bahwa  pembuatan  dan pemeliharaan  sistem pengendalian internal adalah  tanggung  jawab  pihak manajemen (management responsibilty).
  Jaminan yang wajar. Sistem pengendalian  internal  harus  menyediakan jaminan  yang  wajar  (reasonable  assurance)  bahwa  keempat  tujuan  umum pengendalian internal terpenuhi secara efektif dari segi biaya. Ini berarti bahwa tidak ada sistem pengendalian internal yang sempurna dan bahwa biaya untuk mencapai pengendalian yang lebih baik tidak boleh melebihi manfaatnya.
 Metode  Pemrosesan  Data.  Setiap  pengendalian  internal  memiliki keterbatasan dalam efektivitasnya. Hal ini meliputi :
(1) kemungkinan kesalahan-tidak  ada  sistem  yang  sempurna, 
(2) pelanggaran personel dapat melanggar sistem melalui  kolusi  atau  cara  lain,
(3) pelanggaran manajemen-pihak manajemen  berada  dalam  posisi  melanggar  prosedur  pengendalian dengan secara pribadi menyimpangkan transaksi atau dengan mengarahkan bawahan, untuk melakukan  hal  tersebut
(4) berubahnya kondisi-kondisi dapat berubah  dengan  berjalannya  waktu  hingga  pengendalian  yang  ada  menjadi tidak berjalan. 
Eksposur dan Risiko
Sistem pengendalian internal sebagai pelindung yang melindungi aktiva perusahaan dari banyaknya peristiwa yang tidak diinginkan yang menyerangkan perusahaan. Ini semua  meliputi  usaha  untuk  akses  secara  tidak  sah  ke  Aktiva  perusahaan (termasuk  informasi):  penipuan  yang  dilakukan  oleh  orang  dalam  dan  luar perusahan;  kesalahan  karena  karyawan  tidak  kompeten,  program  komputer  salah, dan data input yang rusak; serta tindakan yang salah,seperti  akses tidak sah oleh backer komputer, serta ancaman virus komputer yang menghancurkan progran dan basis data.
Model Pengendalian Internal untuk Pencegahan Pendeteksian Perbaikan.
a. Pengendalian  Pencegahan  (preventive  control)  adalah  teknik  pasif  yang didesain untuk mengurangi frekuensi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.
b. Pengendalian Pemeriksaan  (detective control) adalah berbagai alat, teknik, dan prosedur yang didesain untuk mengidentifikasi serta mengekspos berbagai peristiwa yang tidak diinginkan dan yang lepas dari pengendalian pencegahan.
c. Pengendalian  Perbaikan  (corrective  control)  adalah  tindakan  yang  diambil untuk  membalik  berbagai  pengaruh  kesalahan  yang  terdeteksi  dalam  tahap sebelumnya.    
C.2  Komponen Pengendalian Internal.
 Pengendalian internal yang dijelaskan dalam SAS 78 terdiri sebagai berikut:
a. Lingkungan pengendalian (control environment) adalah dasar dari empat komponen  pengendalian  lainnya.lingkungan pengendalian  menentukan  arah perusahaan dan memengaruhi kesadaran pengendalian pihak manajemen dan karyawan, berbagai elemen penting dari lingkungan pengendalian adalah:
  Integritas dan nilai etika manajemen.
  Struktur organisasi.
  Keterlibatan dewan komisaris dan komite audit, jika ada
  Filosofi manajemen dan siklus operassionalnya.
  Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas.
  Metode manajemen untuk menilai kinerja.
  Pengaruh eksternal.
  Kebijakan  dan  praktik  perusahaan  dalam  mengelola  sumber  daya manusianya.
b. Pengawasan (monitoring) adalah proses yang memungkinkan kualitas desain pengendalian internal serta operasinya berjalan.
c. Aktivitas  Pengendalian  (control  activities)  adalah  berbagai  kebijakan  dan prosedur  yang  digunakan  untuk  memastikan  bahwa  tindakan  yang  tepat  telah diambil untuk mengatasi risiko perusahaan yang telah diidentifikasi.
Aktivitas pengendalian dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu:
  Pengendalian Komputer adalah yang secara khusus berhubungan dengan lingkungan TI dan Audit TI.
  Pengendalian Fisik adalah yang berhubungan dengan aktivitas  manusia yang digunakan dalam sistem akuntansi.
Ada enam kategori aktivitas pengendalian fisik: 
  otorisasi transaksi, 
  pemisahan fungsi, 
  supervisi, 
  pencatatan akuntansi, 
  pengendalian akses, 
  verifikasi independen. 
D.  Peran Penting Pengendalian Internal 
Lima  komponen  pengendalian  internal-lingkungan  pengendalian,  penilaian  risiko, informasi  dan  komunikasi,  pengawasan,  dan  aktivitas  pengendalian-menyediakan auditor  informasi  yang  penting  mengenai  risiko  penyalasajian  yang  penting  dalam laporan keuangan dan penipuan.